Pertunjukan Wayang di Wukirsari: Kampanyekan Gemar Membaca

Pertunjukan Wayang di Wukirsari: Kampanyekan Gemar Membaca

18 Januari 2016

Bantul (KR) – Budaya membaca saat ini mulai luntur, tertindas oleh gadgetyang kini justru lebih disukai anak-anak. Untuk mengajak anak-anak gemar membaca, dalang Ki Sutung Riyadi meenyelenggarakan pertunjukan wayang di Pustaka Desa Wukirsari, Jumat (15/11) di Bantul.

Pertunjukan digelar bersamaan dengan peluncuran buku “Celoteh Anak Wukirsari yang ditulis oleh 20 anak dari Desa Wukirsari Bantul.

Buku tersebut terbit atas dukungan Medco Foundation dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara, melalui kegiatan kelas menulis.

Pada kesempatan tersebut, Ki Sutung Riyadi menampilkan wayang jujur. Berbekal wayang dengan aneka tokoh kontemporer, Dalang Ki Sutung Riyadi mengisahkan bahwa anak-anak jaman sekarang lebih akrab dengan gadget.

“Kondisi ini justru berlawanan dengan kegiatan membaca yang intensitasnya semakin berkurang. Teknologi juga diperlukan untuk belajar tapi yang banyak terjadi, keberadaan tekonologi lebih banyak dimanfaatkan untuk sekadar bermain game,” papar Ki Sutung saat melakukan pertunjukan waang.

baca

Dalam acara tersebut turut hadir Kepala Dinas Menengah, Pendidikan Nonformal dan Informal (Dikmenof) Kabupaten Bantul Drs Masharaun MM, Ia menyampaikan apresiasi atas kegatan di Pustaka Desa Wukirsasri, yang dilengkapi dengan komputer dan buku dengan beragam tema yang diharapkan ikut membangun budaya baca anak-anak.

“Negara membutuhkan anak-anak cerdas, terampil, mandiri juga kreatif. Bantul layak berbangga karena anak Wukirsari sudah mulai menunjukkan karyanya,” jelas Masharun.

Sementara itu, Ketua TBM Mata Aksara Heni Wardatur Rohmah menambahkan anak-anak yang terlibat dalam penulisan buku sudah tergabung dalam kelas menulis yang diselenggarakan tiap Jumat siang. Usia peserta kelas menulis bervariasi, mulai TK hingga SD kelas 6. “Buku ini adalah kumpulan kisah anak-anak Wukirsari. Beragam kisah di musim hujan, kegiatan liburan dan ekspresi cinta kepada ibunda mereka,” ungkap Heni.

Ia menegaskan ketika dukungan terhadap kegiatan di perpustakaan datang dari berbagai pihak, upaya membangun budaya baca, pengembangan pendidikan nonformal dan pengembangan ekonomi bisa dimulai dari perpustakaan.

Pada kegiatan selanjutnya, Pustaka Desa Wukirsari akan dimanfaatkan untuk pembelajaran nonformal lainnya. Seperti kegiatan ekonomi produktif, antara lain pembuatan kolam ikan, green house dan workshop pengelolaannya.

Sumber: Harian Kedaulatan Rakyat – Halaman 4

Leave a Comment