Medco Foundation & I Gusti Krishna Ajak Anak Muda Lakukan Transformasi Perilaku untuk Adaptasi Iklim
The Learning Farm, Cianjur, Jawa Barat, 6 November 2025
The Learning Farm, Cianjur, Jawa Barat, 6 November 2025
Medco Foundation menghadirkan sesi pengajaran dan diskusi yang diikuti oleh para peserta yang berada di The Learning Farm (6/11/2025). Dalam sesi kali ini menghadirkan tema “Perubahan Iklim: Memahami Dampak dan Memulai Aksi” yang dibawakan oleh I Gusti Krishna Aditama, seorang tokoh muda inspiratif yang telah banyak berkontribusi dalam membangun gerakan sosial dan lingkungan. Melalui sesi ini, para peserta diajak memahami bagaimana perubahan iklim bukan sekadar isu global, tetapi tantangan nyata yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Dengan gaya penyampaian yang hangat dan reflektif, Krishna mengajak peserta untuk tidak hanya memahami, tetapi juga berani mengambil langkah-langkah kecil menuju perubahan.
Dalam sesi tersebut, Krishna memaparkan fakta penting bahwa Country Overshoot Day Indonesia pada tahun 2025 jatuh pada tanggal 18 November. Artinya, mulai dari tanggal tersebut, Indonesia telah menggunakan sumber daya alam lebih cepat daripada kemampuan bumi untuk memulihkannya. Karenanya, Khrisna terus berupaya menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim terutama untuk generasi muda yang akan hidup paling lama di bumi yang terdampak perubahan iklim.
Mengapa orang muda harus peduli? Karena dampak perubahan iklim sudah mulai terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Di sektor pertanian misalnya, curah hujan yang tidak menentu mengacaukan jadwal tanam, meningkatkan risiko serangan hama, dan memaksa petani untuk menemukan teknik baru agar tetap bisa berproduksi. Dalam kehidupan sehari-hari, cuaca ekstrem menyebabkan gagal panen, kenaikan harga bahan pokok, hingga meningkatnya frekuensi bencana alam. Profesi yang bergantung pada kondisi alam pun terancam, sementara kesehatan, ekonomi, dan tatanan sosial masyarakat ikut terdampak.
Namun, perubahan masih mungkin dilakukan. Menurut Krishna setiap orang memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Langkah pertama adalah bijak menggunakan sumber daya alam menggunakan energi seperlunya, memilih perangkat hemat energi, serta mendukung sumber energi terbarukan. Di sektor pertanian, praktik berkelanjutan seperti penggunaan pupuk organik dan pengelolaan limbah ramah lingkungan menjadi kunci adaptasi. Dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan sederhana seperti mengurangi plastik sekali pakai, mengolah sampah organik, dan melakukan penghijauan di sekitar tempat tinggal dapat memberi dampak besar bagi bumi.
Aksi bersama menjadi kunci keberlanjutan perubahan. Dengan semangat gotong royong, masyarakat bisa berkolaborasi melakukan reboisasi, menciptakan ruang terbuka hijau, hingga membentuk komunitas peduli lingkungan di tingkat lokal. Dari komunitas kecil inilah semangat untuk menjaga bumi dapat terus dirawat dan diteruskan. Pada akhir sesi, peserta diajak melakukan refleksi pribadi: apa yang bisa diubah dalam kehidupan sehari-hari, perubahan sistem apa yang bisa didorong di lingkungan sekitar, dan siapa saja yang bisa diajak bergerak bersama. Karena pada akhirnya, melawan perubahan iklim adalah tentang aksi nyata dari diri sendiri, untuk bumi, dan untuk masa depan bersama.