Sebulan setelah banjir melanda Imogiri, Yogyakarta, pertengahan Maret 2019 lalu, sisa-sisa bencana masih terlihat di Madrasah Aliyah (MA) Ummathan Wasathon. Buku-buku dan berbagai dokumen berserakan di sebuah sudut halaman sekolah. Itu adalah buku dan dokumen-dokumen yang dijemur para guru dan murid. Bangku-bangku rusak terlihat menumpuk di depan lorong kelas. Di sebuah ruangan, seperangkat alat musik seperti gitar dan bass listrik, teronggok merana. Tak bisa digunakan lagi.
“Sebagian besar barang milik sekolah di lantai bawah rusak. Banjir menggenang mungkin sampai dua meter. Hanya lantai atas yang selamat,” kata Herwibowo, seorang guru di sekolah yang terletak persis di pinggir Sungai Celeng, Imogiri, tersebut.
Tak hanya merusak barang-barang milik sekolah, banjir juga menghancurkan jembatan beton yang melintasi Sungai Celeng. Padahal jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan sekolah dengan jalan desa. Saat ini, sebagai pengganti, sebuah jembatan darurat terbuat dari bambu terbentang. Jembatan kecil itu sekaligus menjadi pintu gerbang sekolah.
Banjir yang melanda Kecamatan Imogiri pada tahun ini di luar dugaan banyak warga Imogiri. “Sebab dibanding tahun sebelumnya, banjir pada 2019 termasuk besar,” kata Susilo, Kepala Desa Wukirsari, Imogiri.
Sungai Celeng yang melintasi beberapa desa di Imogiri bahkan tak sanggup menampung debit air yang masuk. Hujan deras akibat pengaruh Topan Savannah pada saat itu membuat air dari bukit-bukit di kawasan Imogiri membanjiri Sungai Celeng hingga akhirnya meluap.
Tak hanya MA Umathan Wasthan di pinggir Sungai Celeng yang menjadi korban banjir ini. Beberapa sekolah lain juga mengalami kerusakan, terutama kerusakan barang-barang edukatif untuk keperluan pengajaran. Sekolah tersebut antara lain adalah TK PKK Nogosari dan TK Masyithoh Tilaman.
Di sekolah-sekolah ini Medco Foundation bekerja sama dengan Masjid Yusuf yang berlokasi di The Energy Building, Jakarta, mengadakan kegiatan kemanusiaan berupa penyaluran barang bantuan. Berbagai barang kebutuhan sekolah seperti lemari, rak buku, mainan edukatif, hingga buku-buku disalurkan untuk sekolah-sekolah tersebut.
Selain sekolah-sekolah tersebut, dalam kegiatan ini, Panti Asuhan Abdul Alim Muhammadiyah Imogiri, juga menerima bantuan. Panti asuhan itu merupakan salah satu lembaga yang terdampak banjir Imogiri. Bantuan ini diharapkan bisa mengurangi beban sekolah-sekolah dan panti asuhan tersebut, yang sudah harus aktif beroperasi lagi paska kejadian banjir di sana. ***